Mencengangkan...!!! Ternyata Taksi Online Tidak Aman
Ilustrasi |
Pengemudi
taksi online banyak yang tidak memiliki persyaratan lebih lanjut selain
mempunyai sim dan bisa mengemudi. Dari segi keamanan hal ini sungguh berbahaya
bagi penumpang karena tidak adanya verifikasi mengenai kebenaran dari identitas
pengemudi. Terdapat beberapa kasus yang merugikan dan membahayakan penumpang.
Berita
yang sempat heboh belakangan ini adalah Tagihan Taksi Online
Kasablanka-Setiabudi Rp595 Ribu, Penodongan pistol ke penumpang, dan pengemudi
taksi online yang cabul.
Seorang
pengguna jasa taksi online membuat heboh netizen setelah mencak-mencak di
Twitter pada Rabu 10 Agustus 2016 kemarin. Ia kecewa dengan pelayanan jasa
transportasi online yang disebut telah menguras uangnya.
Lewat
tweet-nya pria bernama Dolly Surya itu menerangkan, awalnya ia menumpang Uber
untuk pergi dari Mal Kota Kasablanka menuju Setiabudi. Namun si sopir ternyata
jalan-jalan ke serang. Si sopir tidak mengakhiri perjalanan (end-trip) di
aplikasi begitu sampai di tujuan.Alhasil perhitungan tarif terus berjalan. Dan
Dolly kaget bukan kepalang ketika mendapati tagihannya membengkak hingga
kisaran Rp595.000. Ia semakin terkejut ketika mendeteksi si sopir nakal
melanjutkan perjalanan hingga ke luar kota. " Lah (si sopir Uber) jalan
sampe ke daerah Serang selama hampir 10jam,"
kicau @DollySW sembari menyertakan screenshoot rutep erjalanan
si sopir dari aplikasi Uber
Kedua,
Seorang sopir taksi online berinisial AS, berurusan dengan kepolisian. Dia
nekat menodongkan pistol ke penumpangnya. Akibatnya, seorang manula
yang sedang sakit, pingsan melihat aksi koboi si sopir "Yang bersangkutan
diduga melakukan ancaman kekerasan dan perbuatan tidak menyenangkan. Yang
bersangkutan kita kenakan Pasal 335 ayat 1 dan ancaman hukumannya 1 tahun
penjara," ujar Kepala Bidang Humas Polda Metro Jaya Kombes Awi Setiyono di
Mapolda Metro Jaya, Jakarta, Kamis (7/7/2016).
Kejadian bermula ketika seorang penumpang bernama Tia, bersama ibunya, memesan taksi melalui aplikasi telepon pintar. Tia menumpang dari Jakarta Pusat dan hendak menuju ke Bekasi. Mobil yang ditumpangi adalah Ford Everest. Lalu, 45 menit berselang, Tia dan ibunya menumpangi mobil tersebut. Namun saat berada di Jalan Ir Juanda, Jakarta Pusat, sopir AS meminta Tia dan ibunya turun. Dia menolak untuk mengangkut keduanya karena jalanan ke arah Bekasi macet parah. Tia memprotes sikap AS.
Kejadian bermula ketika seorang penumpang bernama Tia, bersama ibunya, memesan taksi melalui aplikasi telepon pintar. Tia menumpang dari Jakarta Pusat dan hendak menuju ke Bekasi. Mobil yang ditumpangi adalah Ford Everest. Lalu, 45 menit berselang, Tia dan ibunya menumpangi mobil tersebut. Namun saat berada di Jalan Ir Juanda, Jakarta Pusat, sopir AS meminta Tia dan ibunya turun. Dia menolak untuk mengangkut keduanya karena jalanan ke arah Bekasi macet parah. Tia memprotes sikap AS.
Perdebatan dimulai. AS kemudian menodongkan pistol ke
arah Tia. Si sopir mengaku dirinya anggota kepolisian dan menunjukkan lencana
kesatuan Polri. Hal tersebut membuat ibunda Tia sampai pingsan karena
ketakutan. Tia lalu meminta pertolongan kepada petugas kepolisian yang berjaga
di pos tidak jauh dari lokasi kejadian. AS lalu ditangkap. Pistol dan lencana
yang digunakannya saat beraksi disita petugas. Diketahui pistol tersebut
adalah airsoft gun.
Terakhir,
kasus Rachmania diduga hampir saja menjadi korban penculikan dan pemerkosaan
oleh seorang pria di Bali. Kejadian ini bermula saat dirinya memesan taksi
online Uber. Kejadian ini lantas dia beberkan di akun sosial media miliknya
"Almost
got kidnapped and raped with this uber driver at 3.30 am i the morning in Bali.
Everyone, be careful. (Nyaris diculik dan diperkosa sopir Uber ini pada pukul
03.30 di Bali. Semuanya, hati-hati)," tulis Rachmania seperti dikutip
merdeka.com, Sabtu (9/1).
Rachmania
awalnya menyebutkan pelaku adalah sopir Uber bernama Rendy, hal ini mengacu
kepada detail saat mengakses aplikasi Uber. Namun setelah dilakukan
penyelidikan dari pihak taksi, ternyata pria yang datang berbeda.
Tidak ada komentar