Gawat! Supir Taksi Online Todongkan Senjata Ke Penumpang
Masalah keamanan taksi online yang tidak terjamin dan
semakin mengkhawatirkan kembali memakan korban. Kali ini korbannya adalah Setiawati,
yang saat itu memesan taksi online Uber untuk pulang ke kosnya yang berada di
daerah Bekasi. Tak hanya sendiri, Setiawati turut membawa keluarga, sekretaris
dan temannya untuk ikut menumpang mobil Taksi Online Uber Ford Everest menuju
Bekasi, pada Selasa (05/07/2016) pukul 21.00 WIB. Pada awalnya, supir taksi
tersebut bersedia untuk mengantar penumpang menuju ke tempat tujuan.
Namun, saat hendak melintas di Jl. Ir. Juanda sekitar
pukul 21.45, supir taksi online Uber berinisial AS tersebut tiba – tiba saja
menolak untuk mengantar penumpang ke Bekasi dan meminta kepada penumpang
beserta keluarga dan teman – temannya untuk turun dari mobil. AS menolak untuk
mengantar dengan alasan karena tujuan yang ditempuh sangat jauh dan kondisi
jalan yang macet. Setiawati yang saat itu tidak terima dengan perlakuan tidak
menyenangkan tersebut, lantas marah dan komplain hingga berdebat dengan supir
taksi online yang tidak bertanggung jawab tersebut. Namun, bukannya menerima
komplain dari penumpang, AS malah mengancam korban dengan cara menodongkan
senjata berjenis air soft gun kearah penumpang sembari memaksa agar mereka turun
dari mobil tersebut.
Merasa terancam, Setiawati dan keluarganya akhirnya
terpaksa turun di tengah jalan dalam kondisi ketakutan. Pasca kejadian
tersebut, keesokan harinya, Rabu (06/07/2016) Setiawati akhirnya melaporkan
kejadian tersebut ke Kepolisian Sektor Gambir, Jakarta Pusat. Tak butuh waktu
lama, Polisi akhirnya berhasil meringkus pelaku dan resmi menetapkannya sebagai
tersangka, "Yang bersangkutan telah ditetapkan sebagai tersangka sejak
Rabu, 6 Juli 2016," kata Kapolsek Gambir Ajun Komisaris Besar Ida Ketut
Gahananta Krisna Rendra saat dikonfirmasi, Kamis, 7 Juli 2016.
Hal yang lebih mengejutkannya lagi, berdasarkan hasil
temuan kepolisian, supir taksi online Uber tersebut ternyata adalah warga Negara
asing asal Malaysia. Hal itu diketahui oleh pihak kepolisian, setelah AS
menjalani pemeriksaan di kantor polisi. Kendatipun demikian, Ida berencana
untuk mengonfirmasi kebenaran data tersebut langsung ke pihak Uber, "Diduga
warga Malaysia, tapi belum bisa kami pastikan karena instansi yang bersangkutan
juga sedang libur," kata Ida. Namun karena masih libur lebaran, rencana
kepolisian untuk menemui pihak Uber nantinya akan dilakukan pasca libur
lebaran.
Melalui temuan tersebut, ada indikasi bahwa pihak
taksi online Uber sendiri telah melakukan kelalaian dalam merekrut supirnya
dengan meloloskan warga Negara asing sebagai supir taksi online. Hal ini
tentunya sangat berbahaya bagi keselamatan penumpang, karena apabila supir
tersebut tidak memiliki identitas kependudukan yang resmi di Indonesia (WNI),
maka secara otomatis, izin mengemudinya (SIM) hampir bisa dipastikan tidak ada
dan ini tentunya sangat berbahaya bagi keselamatan penumpang.
Tidak ada komentar